Kamis, 15 November 2018

Monas (monumen nasional)

Foto: kabarwisata.com


Monas (monumen nasional) -Monumen nasional atau yang populer disingkat degan monas atau tugu monas adalah monumen perigantan setinggi 132 meter(433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial hindia belanda. pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 AGUSTUS 1961 di bawah perintah presiden sukarno,dan di buka untuk umum pada tanggal 12 JULI 1975 tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen nasional terletak tepat di tengah lapangan MEDAN MERDEKA,jakarta pusat.
Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00- 15.00 WIB. Pada hari senin pekan terakhir setiap bulannya  ditutup untuk umum.
 Sejarah:
Setelah REPUBLIK INDONESIA kembali ke jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di YOGYAKARTA pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan republik indonesia oleh pemerintah belanda pada tahun 1949,presiden sukarno mulai merencanakan pembangunan sebuah monumen nasioanal yang setara dengan menara EIFFEL di lapangan tepat di depan istana merdeka.
Pada tanggal 17 agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasioanal digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk , akan tetapi hanya satu karya yg dibuat oleh FREDERICH SILABAN yang memenuhi kriteria yang di tentukan komite, antara lain mengambarkan karakter bangsa indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad.
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram[1], akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa.
Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter di bawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

MUSEUM MONAS
Foto: kricom.id

Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah. Terdapat  museum sejarah nasional indonesia ruang besar museum sejarah perjuangan nasional degan ukuran luas 80 x80 meter, dapat menampung pengujung  sektar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama ditengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menapilkan sejarah indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa orde baru. Diorama ini dimulai dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah indonesia.

Rancang bangun monumen
Foto: detailsejarah01.blogspot.com

Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia. Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.
Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan oleh Konsul Jenderal Kehormatan, Dr. Mario, di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar