Foto: slideplayer.info
Miopia; Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Penanganan -Miopia Pernahkah
Anda merasa kesulitan dalam melihat suatu benda yang berjarak cukup jauh di
depan Anda? Atau tidak bisa fokus dalam melihat seseorang yang sebetulnya Anda
kenal dalam jarak pandang tertentu? Padahal, bisa saja kenalan Anda tersebut
sudah melambaikan tangan dengan semangat, dan kecewa karena Anda
mengacuhkannya. Bisa jadi, kondisi Anda ini termasuk Miopia, lho! Apa itu, dan
apa gejala,penyebab, pencegahan dan penanganannya? Untuk mengetahuinya, yuk
simak penjelasan lengkap berikut ini!
Mengenal Miopia
Miopia, yang dikenal pula dengan
sebutan rabun jauh, merupakan suatu keadaan di mana mata tidak mampu untuk
melihat jelas suatu objek dalam jarak jauh sedangkan objek yang dekat terlihat
jelas. Kondisi ini umumnya akan berangsur-angsur memburuk, baik secara perlahan
maupun secara cepat. Umumnya, miopia muncul pada seseorang mulai umur 5-17
tahun, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini bisa menyerang semua usia.
Sejatinya, rabun jauh dapat diatasi dengan mencegah faktor-faktor risiko yang
menjadi penyebabnya.
Terlepas dari faktor-faktor
risikonya, miopia memiliki tingkat keparahan yang beragam. Penderita rabun jauh
dengan tingkat ringan biasanya tidak membutuhkan penanganan medis secara
khusus, sedangkan rabun jauh dengan tingkat tinggi akan memengaruhi aktivitas
sehari-harinya sehingga membutuhkan pertolongan medis yang sesuai.
Gejala
Foto: travel.kompas.com
Umumnya, kondisi rabun jauh
dirasakan seseorang kanak-kanak sampai usia sekolah. Tanda dan gejala rabun
jauh, antara lain :
-Penglihatan menjadi buram ketika melihat
benda dalam jarak jauh sehingga seringkali penderita perlu memicingkan
(menyipitkan) mata untuk melihat lebih jelas
-Nyeri kepala akibat mata bekerja ekstra,
misalnya terlalu lama bekerja di depan komputer
-Tidak menyadari benda yang jauh
-Menggosok mata secara berlebihan
-Duduk biasanya cukup dekat di depan TV atau
kelas ( Pada anak-anak bisa disertai dengan penurunan prestasi)
Klasifikasi Miopia
Berdasarkan derajat beratnya
miopia dibagi dalam:
Miopia ringan, yaitu miopia kecil daripada
1-3 dioptri
Miopia sedang, yaitu miopia lebih antara
3-6 dioptri
Miopia berat atau tinggi, yaitu miopia
lebih besar dari 6 dioptri
Miopia sangat berat, yaitu miopia sangat besar, di atas 10 dioptri
Penyebab miopia
Sejatinya, penyebab rabun jauh
adalah kelainan refraksi, di mana bayangan objek yang jauh justru difokuskan di
depan retina karena mata tidak memiliki kemampuan akomodasi -penyesuaian
mata untuk menerima bayangan yang jelas dari suatu objek. Dalam keadaan yang
normal, objek yang jauh seharusnya terfokus tepat pada retina. Faktanya, mata
pada kondisi rabun jauh lebih panjang dibandingkan dengan kondisi mata yang
normal. Berdasarkan penelitian yang telah ada, asal-muasal dari terjadinya
miopia memang belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa keadaan
yang ditengarai bisa menjadi penyebab timbulnya rabun jauh, seperti alergi,
gangguan endokrin, kekurangan makanan, keturunan, kekurangan zat kimia
(kekurangan kalsium, kekurangan vitamin). Selain itu, kondisi lingkungan
seperti kurangnya pencahayan, penggunaan komputer terlalu sering, kelewat
banyak membaca, serta terlalu sering menonton televisi dalam jarak dekat.
Komplikasi Miopia
Ablatio retina terutama pada
miopia tingkat tinggi
Strabismus
esotropia bila myopia cukup
tinggi bilateral
bexotropia pada myopia dengan
anisometropia
Ambliopia terutama pada myopia
dan anisometropia
Vitreal Liquefactiondan
Detachment
Miopik makulopati
Glaukoma
Katarak
Pemeriksaan
Pemeriksaan oleh dokter mata
dilakukan guna mengetahui derajat lensa negatif yang diperlukan guna
memperbaiki ketajaman penglihatan sehingga menjadi normal atau tercapai tajam
penglihatan terbaik. Alat yang digunakan adalah kartu Snellen, bingkai
percobaan dan sebuah set lensa coba. Pemeriksaan mata akan dilakukan dengan
membaca tiap huruf dan angka dengan ukuran yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan
untuk mendeteksi sejauh mana Anda atau penderita dapat melihat. Selain itu,
pemeriksaan ini juga dapat membantu sebagai indikator penggunaan lensa yang akan
digunakan.
Selain itu, akan dilakukan pula
pemeriksaan penunjang lainnya jika diperlukan, seperti retinoskopi, funduskopi,
refraktometer .
Penanganan
Penanganan rabun jauh yang cukup
sederhana adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Hal ini
dilakukan untuk membantu memfokuskan objek yang jauh difokuskan tepat pada
retina. Dokter atau ahli kacamata akan meminta Anda untuk melihat melalui beberapa
lensa.
Jika penderita rabun jauh tidak
mau menggunakan kacamata atau lensa kontak, maka operasi pada mata (operasi
refraktif) dapat dipertimbangkan. Operasi ini dibagi menjadi Laser epithelial
keratomileusis (LASEK), laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK) dan
photorefractive keratectomy (PRK). Proses ini dilakukan dengan memotong tipis
lapisan bagian kornea. Setelah dilakukan operasi, dokter akan melakukan tes
penglihatan. Di banyak kasus penderita rabun jauh dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan baik sehari setelah prosedur operasi. Setelah enam bulan anda dijadwalkan untuk melakukan
check up.
Prosedur ini tidak disarankan
untuk mereka yang berusia dibawah 21 tahun karena mata pada usia tersebut masih
dalam tahap perkembangan.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dalam
berbagai cara untuk mengurangi perkembangan rabun jauh, diantaranya:
Memeriksakan mata secara rutin minimal 6
bulan sekali
Istirahat yang cukup supaya mata tidak
cepat lelah
Jarak baca 40 – 45 cm.
Jaga jarak aman saat menonton televisi.
Jarak yang ideal adalah 2 meter dari layar televisi dan usahakan posisi layar
sejajar dengan mata dan pencahayaan ruangan yang memadai
Menggunakan lensa korektif yang tepat
Melindungi mata dari sinar matahari dengan
kacamata anti ultraviolet
Perbanyak
konsumsi makanan, baik sayuran maupun buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin A, C, E dan lutein yang berfungsi sebagai anti-oksidan karotenoid
pemberi warna kuning jingga pada sayuran dan buah-buahan, Tidak merokok dan
hindari asap rokok, karena rokok dapat mempercepat terjadinya katarak dan asap
rokok dapat membuat mata menjadi cepat kering
Mengendalikan penyakit kronis, seperti
kencing manis dan tekanan darah tinggi
Aturlah suhu
ruangan bila menggunakan pendingin ruangan. Kelembaban yang baik untuk
permukaan mata berkisar antara 22-25° C. Jadi bila menggunakan AC jangan
terlalu dingin karena penguapan mata menjadi lebih cepat sehingga mata menjadi
cepat kering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar