Foto: depokpos.com
Arakteristik ini sedikit berbeda
dengan beberapa jenis buah-buahan seperti mangga, durian dan sebagainya yang
hanya dijumpai pada musim-musim tertentu satu kali dalam satu tahun.
Jenis-jenis sayuran yang sering dengan mudah dijumpai, baik di pasar-pasar tradisional
maupun di pasar swalayan meliputi: wortel, tomat, sawi hijau dan putih,
kangkung, buncis, bayam, seledri, daun bawang, labu siam, selada, terong,
kentang dan sebagainya.
Kandungan gizi setiap sayuran berbeda-beda dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu perbedaan varietas, keadaan cuaca tempat tumbuh,
pemeliharaan tanaman, cara pemanenan, tingkat kematangan saat pemanenan, dan
kondisi penyimpanan.
1) Kandungan Air
Pada umumnya sayur-sayuran
mempunyai kadar air yang tinggi yaitu sekitar 70-95%, sehingga apabila tidak
disimpan pada kondisi dingin, kondisi ini memicu terjadinya kerusakan yang
berupa kelayuan secara cepat akibat menguapnya sebagian air yang terkandung sayuran
melalui proses respirasi.
Dengan demikian untuk mempertahankan kesegaran sayuran,
biasanya pedagang di pasar tradisional seringkali memercikan air ke sayuran
yang diperjualbelikan untuk mencegah layu. Sedangkan di pasar-pasar swalayan
(supermarket) penyimpanan sayuran sudah ditempatkan pada rak-rak yang kondisi
suhunya terjaga disesuaikan dengan kondisi penyimpanan sayuran, sehingga sayuran
lebih tahan kesegarannya.
2) Karbohidrat
Secara umum karbohidrat di dalam sayur-sayuran sebagian
besar terdapat dalam bentuk selulosa yang tidak dapat dicerna oleh tubuh
manusia. Dengan kondisi ini sayuran dimanfaatkan sebagai komoditas yang baik
untuk melancarkan pencernaan oleh selulosa yang dikandungnya. Selain dalam
bentuk selulosa, karbohidrat dalam sayuran juga terdapat dalam bentuk pati dan
gula. Contoh sayuran dengan kadar pati tinggi yaitu jagung, kentang, buncis dan
biji-bijian lainnya.
Sedangkan contoh sayuran yang berkadar gula tinggi adalah
jagung manis. Kandungan pati pada sayuran bervariasi tergantung pada umur
sayuran tersebut. Pada jenis sayuran yang sama pemanenan pada usia sayuran
masih muda biasanya kandungan patinya lebih rendah dibandingkan pemanenan lebih
tua. Seringkali selama penyimpanan pati yang terkandung dalam sayuran akan
berubah menjadi gula. Perubahan menjadi gula biasanya dalam bentuk glukosa,
fruktosa dan sukrosa.
Sukrosa merupakan disakarida, maka oleh adanya enzim
invertase gula ini dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa dan
fruktosa hasil pemecahan dari sukrosa oleh adanya enzim invertase disebut gula
invert.
Jenis Sayuran
|
Air
|
Protein
|
Lemak
|
Karbohidrat
|
Bayam
|
86,9 %
|
3,5 %
|
0,5 %
|
6,5 %
|
Cabe Merah Segar
|
90,9 %
|
1,0 %
|
0,3 %
|
7,3 %
|
Daun Ketela Pohon
|
77,2 %
|
6,8 %
|
1,2 %
|
13,0 %
|
Jagung Muda
|
63,5 %
|
4,1 %
|
1,3 %
|
30.3
|
Jamur Kuping Segar
|
93,7 %
|
3,8 %
|
0,6 %
|
0,9
|
Taoge Kacang Hijau
|
92,4 %
|
2,9 %
|
0,2 %
|
4,1
|
Taoge Kacang Kedelai
|
81,0 %
|
9,0 %
|
2,6 %
|
6,4
|
Daun Pepaya
|
75,4 %
|
8,0 %
|
2,0 %
|
11,9
|
Wah terima kasih banyak untuk penjelasannya. Ini sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusPromo XL PRIORITAS