Jenis Hewan Amfibi -Hewan AMFIBI adalah yang hidup di
dua alam, baik di darat ataupun di air. Sebagian besar hewan amfibi mengalami
metamorfosis, bentuknya yang selalu berubah pada setiap fase hidupnya. Mulai
dari telur hingga dewasa, hewan ini mempunyai ciri-ciri yang dapat kita kenali
dengan melihat kulitnya yang selalu
terlihat basah dan berlendir di karenakan hewan amfibi sangat mudah menyerap
air.
Hewan yang hidup di dua alam sebagian besar
adalah hewan berdarah dingin atau yang biasa disebut poikiloterm. Suhu tubuhnya
selalu mengikuti lingkungan tempat hewan itu berada. Jika berada di dalam air
maka suhu akan lebih rendah dari saat berada di daratan. Hal inilah yang
membuat hewan amfibi mudah beradaptasi, bahkan di lingkungan dengan suhu
ekstrem.
Jantung pada hewan amfibi
memiliki tiga ruangan dengan dua ruangan berupa serambi dan satu ruangan bilik.
Darah dipompa ke seluruh tubuh melalui peredaran darah yang tertutup. Hewan
amfibi saat masih kecil bernapas menggunakan insang dan saat dewasa bernapas
menggunakan paru-paru dan kulit.
Ada 3 Hewan Kelompok Amfibi
1.
Anura
Foto: allposters.se
Anura adalah sekelompok hewan yang saat muda memiliki ekor dan saat sudah dewasa ekornya perlahan hilang hingga akhirnya habis. Hewan yang masuk kategori ini adalah jenis katak-katakan. Katak memiliki kulit yang selalu lembap dan saat kecil hidup di air namun saat dewasa bisa hidup di air atau pun di daratan. Kodok yang mirip dengan katak juga termasuk ke dalam kelompok Anura meski memiliki golongan sendiri dalam sistematika penamaan ilmiahnya. Contoh hewan dari kelompok Anura adalah Katak sawah, kodok bangkong, katak pemanjat, katak bertanduk, katak beracun dari hutan amazon, dan masih banyak lagi.
2.
Apoda
Foto: nicerweb.com
Salah satu jenis hewan Apoda adalah Cecilia. Hewan amfibi yang tidak memiliki ekor maupun kaki. Bentuknya mirip dengan cacing, belut, dan ular. Tekstur kulit pada cecilia sangat lembut dan berwarna gelap, namun beberapa jenis dari cecilia ditemukan dengan warna kulit sangat cerah seperti merah dan kuning. Pada kulit cecilia terdapat sisik-sisik kecil seperti ular yang menutupi tubuhnya yang beruas-ruas. Kulit dari hewan ini dapat menghasilkan racun yang dapat membantunya dalam bertahan hidup dari pemangsanya. Cecilia memiliki pembuahan internal, berbeda dengan jenis katak yang pembuahannya berada di luar tubuh. Cecilia jantan memiliki organ mirip penis yang disebut Phallodeum. Organ ini akan masuk ke tubuh betina melalui kloaka hingga 3 jam lamanya. Hewan ini banyak sekali ditemukan pada area lembap seperti parit atau pinggir sungai.
3.
Urodela
Foto: biologoesperto.blogspot.com
Hewan amfibi jenis ini adalah salamander. Hewan salamander berbentuk menyerupai kadal yang biasanya hidup di darat. Tapi salamander dapat hidup dan bernapas di dalam air. Tubuh salamander memanjang dengan ekor yang cukup panjang tapi kaki yang pendek. Hewan ini memiliki 550 jenis dan tersebar di seluruh dunia, namun sayang di Indonesia tidak memiliki hewan salamander ini. Hanya jenis katak dan cecilia yang ada. Meskipun jenis ini amfibi namun beberapa jenis dari salamander ada yang sejak kecil hingga dewasa dominan hidup di air, bahkan tidak pernah ke darat sama sekali. Salamander memiliki keunikan dalam hal regenerasi. Bagian tubuh yang putus pada salamander bisa perlahan-lahan tumbuh lagi menjadi organ yang baru, kemampuan sama seperti yang dimiliki oleh kadal dan cicak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar